Berkat microblogging Twitter pula, usahanya ini mulai menampakkan hasil. “Dari awal pemasaran, saya sudah memilih Twitter sebagai media marketing. Di Twitter, orang-orang bisa dengan mudahnya menaruh tagar di tiap twitnya. Saya langsung kepikiran untuk menembus pasar keripik yang saya jual dengan menambahkan tagar di tiap twit,” ujar pria yang akrab disapa Bob ini. Pertengahan 2010 lalu, tagar (#)Maicih memang booming di kalangan pengguna Twitter. Dampak pada penjualan pun di luar perkiraan. Selama Agustus hingga September 2010, omzetnya mencapai 12 juta rupiah.
“Awalnya saya tidak punya strategi dan rencana yang detail pada saat memulai bisnis ini. Fokusnya hanyalah menjual produk yang saya punya sekreatif dan seunik mungkin,” katanya. Keripik yang ia jual memang memiliki berbagai variasi. Untuk keripik singkongnya saja, Bob membuat 4 variasi yang bisa dipilih oleh konsumen. “Keripik level 0,3,5, dan 10. Untuk yang level 0, sengaja dibuat agar konsumen yang nggak suka pedas bisa tetap menikmati keripik singkong dengan cita rasa Maicih,” tuturnya. Variasi produk lain pun ia jalani, untuk memperluas bisnisnya. Tak hanya keripik, bermacam varian kerupuk pun ia kemas dengan manis. Baru-baru ini,ia pun mengeluarkan produk lain, Keripik Dimas, untuk target pasar yang berbeda dari Maicih. “Keripik ini dijual dengan harga Rp.4000,- saja, murah meriah dan pastinya terjangkau semua kalangan,” katanya.
Bob yang sedari kecil memang punya cita-cita jadi pengusaha, bilang kalau ia mendapat inspirasi dari kehidupan banyak pengusaha yang ia lihat sukses. “Inspirasi nyata itu dari para pengusaha yang punya banyak waktu dan materi untuk keluarga. Inginnya sih,semuanya berjalan seimbang. Yang benar-benar saya jadikan teladan itu ya, Nabi Muhammad SAW,” katanya.
Jatuh bangun dalam dunia bisnis itu biasa. Ini pernah dirasakan juga oleh Bob. “Bisnis yang saya jalani memang banyak halangan dan rintangan. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa memecahkan masalahnya dan fokus terhadap apa solusi yang sudah dipilih. Selain itu yang terpenting adalah kejujuran dan integritas dalam menjalani bisnis. Tanpa itu, bisnis nggak mungkin bisa berjalan lancar,” ucap pria kelahiran 17 Agustus 1985 ini.***
Sumber : nyataindonesiaku.com